Program Penanaman Massal Tanaman Trembesi (SPASI) oleh Mahasiswa ITS
14/05/16
Tambah Komentar
Kota Surabaya merupakan salah satu kota terluars dan salah satu pusat industri terbesar di Indonesia. Tak heran jika ibukota Provinsi Jawa Timur ini dipenuhi oleh banyak kendaraan bermotor tiap harinya. Total terdapat hampir 5000 angkutan yang beroperasi di Surabaya. Hal ini belum ditambah data sekitar 4,5 juta kendaraan pribadi yang dimiliki warga Surabaya. Banyaknya kendaraan bermotor tentu menimbulkan banyak polusi udara. Akibatnya kualitas udara menurun dan mengganggu kesehatan warga setempat. Buruknya mutu udara bisa diatasi dengan beberapa solusi. Salah satunya adalah menanam pohon yang efektif menyerap gas karbondioksida di udara.
Berdasarkan penelitian, tanaman trembesi adalah tanaman paling efektif menyerap gas CO2 di udara. Daya serap CO2 dari trembesi mencapai 28 ribu kg per pohon di tiap tahunnya. Jumlah ini lima kali lipat lebih bagus dibanding tanaman cassia, yang merupakan tanaman kedua paling efektif. Trembesi juga lebih baik dari tanaman lain seperti kenanga, beringin atau krey payung soal kemampuan menyerap gas karbondioksia. Oleh karena itu, penting untuk menanam tanaman trembesi di spot-spot khusus yang sering dipenuhi polusi udara di Surabaya.
Kawasan Rungkut Industri merupakan salah satu daerah dengan tingkat pencemaran udara yang rawan. Selain polusi akibat kendaraan bermotor, hal tersebut juga dikarenakan banyaknya pabrik yang beroperasi di wilayah SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut). Meski di jalan-jalan utama sudah ditanami pohon, namun ada beberapa wilayah di sekitarnya yang belum ditanami pohon, salah satunya di Kelurahan Kutisar. Hal ini yang mendorong beberapa mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, salah satu universitas terbaik di Indonesia, untuk menginisiasi penanaman massal tamanam trembesi di Kelurahan Kutisari.
Sebanyak 5 orang mahasiswa ITS Surabaya dari jurusan Statistika menginisiasi program penanaman massal tanaman trembesi untuk Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Dikti. Lima mahasiswa tersebut adalah Muhammad Syauqi Khudzaifi, Mokhammad Zakky, Rahma Shintia, Dwilaksana Abdullah Rasyid dan Dewi Muslimatul Azizah. Program ini kemudian diberi nama SPASI, singkatan dari Sosialisasi dan Penanaman Massal Tanaman Trembesi yang akan diselenggarakan di Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo.
Acara dibukan pada hari Rabu, 20 April 2016 lalu berupa sosialisasi mengenai tanaman trembesi. Kegiatan tersebut bertempat di Balai Kelurahan Kutisari dan dimulai pukul 8 malam. Pemateri yang dihadirkan adalah Handriyanti Diah Puspita Rini, mahasiswa S2 alumni jurusan Teknik Lingkungan ITS. Materi yang dibawakan antara lain pengenalan tanaman trembesi, kelebihan dan kekurangan tanaman trembesi serta cara penanaman dan perawatan tanaman trembesi. Sebanyak 40 warga setempat yang menghadiri sosialisasi ini cukup antusias dan banyak yang bertanya pada sesi tanya jawab.
Kegiatan utama dilaksanakan pada hari Minggu, 24 April 2016 lalu yaitu berupa penanaman massal tanaman trembesi. Rangkaian acara dimulai pukul 6 pagi dan dibuka dengan kegiatan jalan santai, kemudian dilanjutkan senam pagi. Setelah sambutan dari pihak terkait, dilangsungkan pemberian bibit trembesi secara simbolik pada tujuh ketua RW di kelurahan Kutisari. Penanaman massal kemudian dilakukan di RW 02 di spot-spot khusus yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain mahasiswa ITS, karang taruna dan warga setempat juga turut membantu kegiatan penanaman massal ini.
Penanaman massal tanaman trembesi ini disambut positif oleh warga Kutisari. Mereka berharap dengan adanya program SPASI ini bisa membantu meningkatkan kualitas udara di sekitar rumah mereka. Ketua Karang Taruna RW 02 Kutisari juga berharap jika kegiatan seperti ini lebih diperbanyak lagi karena antusiasme warga setempat. Setelah acara penanaman massal, mahasiswa ITS anggota program ini rencananya akan melakukan visit ke spot penanaman secara berkala untuk melakukan pengecekan pada bibit trembsi yang sudah ditanam. Diharapkan jika bibit trembesi ini sudah besar dapat menyerap gas CO2 di kelurahan Kutisari sehingga kualitas udara jadi lebih meningkat.
(CepatLambat)
Belum ada Komentar untuk "Program Penanaman Massal Tanaman Trembesi (SPASI) oleh Mahasiswa ITS"
Posting Komentar